Borang-Pada hari ini Selasa, 18 Pebruari 2025. Bertempat di Pendopo Kecamatan Arjosari. Pj. Kepala Desa Borang Bpk. Subagyono beserta seluruh Perangkat Desa dan Staff mengikuti prosesi kirab panji daerah menuju Pendopo Kecamatan Nawangan dalam rangka memperingati hari jadi ke 280 Kabupaten Pacitan.
Pada upacara prosesi kirab panji daerah ini dipimpin langsung oleh Camat Arjosari Bpk. Didik Darmawan,S.STP,MM. Yang selanjutnya kirab panji daerah meneruskan perjalanan ke Kecamatan Nawangan dengan di ikuti oleh FORKOPIMCAM Arjosari beserta Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Kecamatan Arjosari, rombongan berangat dari Pendopo Kecamatan Arjosari menuju Pendopo Kecamatan Nawangan sekitar pukul 09:00 WIB dengan mengendarai sepeda motor. Nantinya panji daerah ini akan melalui 12 Kecamatan di Kabupaten Pacitan dan berakhir di Pendopo Kabupaten Pacitan.
Dalam peringatan hari jadi ke 280 Kabupaten Pacitan tahun 2025 ini mengusung tema "Pacitan Sumandhang Nugraha" yang mengandung arti Pacitan penuh berkah atau Pacitan limpahan berkat dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Perayaan hari jadi Kabupaten Pacitan yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 19 Pebruari 2025 kali ini dimajukan 2 hari karena adanya perintah penting dari pemerintah pusat yakni berkaitan dengan pelantikan Kepala Derah yang akan dilaksanakan pada 20 Pebruari 2025 mendatang.
Perlu diketahui bahwa, Kabupaten Pacitan pernah berada di bawah kekuasaan Keraton Yogyakarta. Awalnya, pusat pemerintahan Pacitan berada di Nanggungan, yang saat itu dipimpin oleh bupati pertama, Ngabehi Notoprojo atau Tumenggung Notopuro. Pada masa itu, wilayah Pacitan terbagi menjadi dua bagian: Nanggungan berada di bawah pengaruh Keraton Yogyakarta, sementara Ngrejoso dan sekitarnya berada di bawah kekuasaan Kasunanan Surakarta. Selain memimpin Pacitan, Tumenggung Notopuro juga ditunjuk oleh Kanjeng Pangeran Sukakarta sebagai pemimpin di Ngrejoso pada periode 1750-1757.
Bupati Pacitan berikutnya adalah Setroketipo, yang bergelar R. Tumenggung Setro Wijoyo. Nama Pacitan sendiri memiliki kaitan dengan kisah Setroketipo. Ia merupakan abdi dalem sekaligus prajurit Pangeran Mangkubumi saat terjadi Perang Palihan Nagari. Perang ini adalah konflik saudara antara Pangeran Mangkubumi dan Sunan Pakubuwono.
Pangeran Mangkubumi dan pasukannya mengalami kekalahan dan terpaksa mundur ke pesisir Pantai Selatan Jawa. Dalam pelarian tersebut, mereka kelelahan dan banyak yang terluka. Setroketipo kemudian meracik obat dari buah pace untuk mengobati Pangeran Mangkubumi. Setelah meminum ramuan tersebut, kondisi Pangeran Mangkubumi membaik dan kesehatannya pulih seperti sedia kala.
Sebagai bentuk terima kasih, Pangeran Mangkubumi menjanjikan jabatan bupati kepada Setroketipo. Karena jasanya dalam penyembuhan tersebut, Setroketipo juga dikenal sebagai Tumenggung Pace. Wilayah kekuasaannya kemudian disebut "Pace Wetan," yang berarti "buah pace di sebelah timur." Yang sampai saat ini disebut Pacitan.